top of page
Agnes Gianni

Marmer: Tren Abadi atau Sekedar Mode Sesaat?

Batu marmer telah menjadi primadona dalam dunia arsitektur dan desain selama ratusan tahun lamanya. Dari zaman Yunani Kuno, renaisans, hingga masa modern — marmer masih menjadi favorit banyak orang untuk dijadikan ornamen dalam desain interior maupun sebagai titik fokus dalam interior properti manapun. Tekstur dan polanya yang unik seolah membekukan elegansi dari bumi yang bertahan selama ribuan tahun lamanya. Meski tren di dunia desain silih berganti, marmer tetap berdiri kokoh sebagai bahan yang dapat mengakomodasi preferensi gaya pemilik properti sembari menjaga estetika modern terkini.


Namun, apakah benar popularitas marmer dapat bertahan tak lekang waktu? Bagaimana dengan persediaan marmer di masa depan? Berikut bahasannya.

Area makan dan dapur kecil dengan lantai marmer
Foto (c) Pexels

Apakah Marmer Akan Terus Jadi Tren?

Karena reputasinya yang baik dan keunikan coraknya yang berbeda di setiap slab, marmer tetap akan dicari oleh pemilik properti, terutama oleh pemilik gedung high-rise yang menginginkan sentuhan estetika mewah di lobby mereka. Corak dan warnanya yang unik dan beragam memberikan sentuhan kemewahan dan keanggunan pada setiap ruangan. Marmer juga merupakan batu alam yang tahan lama dan kuat sehingga nilai properti yang menggunakan marmer umumnya lebih tinggi daripada properti dengan bahan lain.


Inovasi teknologi juga akan terus meningkatkan efisiensi kerja dan kreatifitas manusia. Teknologi baru seperti pemotongan CNC dan pencetakan 3D akan membuka peluang baru bagi pekerja kreatif untuk menggunakan batu marmer dalam karya mereka. Pengaplikasian marmer juga akan terus mengalami perubahan dari yang tradisional (lantai, dinding, dan tabletop) menjadi sesuatu yang lebih modern seperti drop ceiling.

Untuk itu, rasanya Anda tidak perlu khawatir marmer akan tidak lagi menjadi tren di beberapa tahun ke depan.


Gambaran ruang makan dan dapur dengan lantai marmer putih
Foto (c) Pexels

Yang Perlu Diperhatikan Ke Depannya

Pemanasan global yang semakin mudah dirasakan oleh setiap manusia yang tinggal di bumi akan mendorong lebih banyak konsumen untuk memperhatikan jejak karbon mereka. Kepedulian ini mendorong konsumen untuk tidak hanya sekadar mencari tahu asal muasal dari produk yang mereka gunakan, melainkan juga proses produksinya. Untuk itu, ada baiknya produsen marmer untuk mulai mengadopsi praktik berkelanjutan dengan mencari teknik alternatif penambangan dan menggunakan bahan ramah lingkungan.


Hal lain yang turut diperhatikan juga adalah sumber daya marmer yang terbatas. Batu marmer merupakan hasil proses metamorfosis batu gamping yang disebabkan oleh suhu dan tekanan dalam tambang. Gaya endogen inilah yang kemudian mendorong rekristalisasi pada bongkahan batuan dan membentuk berbagai foliasi maupun non foliasi. Penambangan yang berlebihan berpotensi untuk mengurangi cadangan marmer alam, sehingga calon pembeli perlu memperhatikan hal ini.

Masa depan marmer bergantung pada kemampuan industri untuk mengatasi tantangan lingkungan dan sosialnya, sambil memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh teknologi, desain kreatif, dan konsumen yang sadar akan keberlanjutan lingkungan.


Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan inovatif, marmer dapat terus menjadi bahan yang digemari dan tahan lama untuk mempercantik arsitektur dan desain interior selama bertahun-tahun yang akan datang. Pastikan Anda mendapatkan marmer dari sumber yang menambang secara bertanggungjawab dan peduli lingkungan seperti PT Intinusa Selareksa Tbk (www.intinusa.com).

Comments


bottom of page